Sunday, December 10, 2006

Interkoneksi VoIP Rakyat ke Infrastruktur Telekomunikasi

Pertanyaan yang paling sering tanyakan di berbagai mailing list di Internet adalah mungkinkah kita mengintegrasikan VoIP Rakyat (http://www.voiprakyat.or.id) ke jaringan Telkom? XL? Indosat? Dll? Jawab singkat-nya “Secara Teknologi Sangat Mudah”. Masalah besar terutama karena perilaku birokrasi yang menghalangi kemudahan teknologi VoIP Rakyat.

Dalam tekanan regulasi Indonesia yang cupet, VoIP Rakyat sudah menjadi solusi sangat ampuh terutama bagi perkantoran yang mempunyai banyak cabang di Indonesia untuk menghemat telepon terutama SLJJ. Teknologi VoIP Rakyat bahkan akan di implementasikan di jaringan 4000+ sekolah yang sudah tersambung ke Internet 24 jam agar dapat saling bertelepon antar sekolah tanpa pulsa.

Salah satu kunci yang perlu di perjuangkan oleh rakyat Indonesia semuanya adalah meminta alokasi nomor telepon dari pemerintah bagi VoIP Rakyat. Tentunya jika operator telekomunikasi Indonesia cukup “smart” mereka akan mengalokasikan blok nomor mereka untuk para pejuang di VoIP Rakyat karena hitungannya sebetulnya amat menguntungkan.

Tulisan ini akan berusaha memberikan beberapa alternatif yang mungkin digunakan bagi pengguna / operator VoIP Rakyat agar dapat tersambung ke jaringan Telkom dll secara legal maupun tidak legal. Semua teknologi VoIP ini berbasis Session Initiation Protocol (SIP) yang merupakan dasar dari teknologi 4G, yang jauh lebih baik daripada teknologi 3G yang di gembar gemborkan pemerintah.

Teknik yang paling sederhana yang adalah menggunakan peralatan Analog Telepon Adapter (ATA) dulu sering disebut sebagai Internet Telephony Gateway (ITG), ada cukup banyak merek yang dapat digunakan dari LevelOne VOI2100 VOI4100, LinkSys SPA3000 SPA9000 PAP2, Planet VIP190, ATCOM AX4E, 3COM VOIPGW, DLink DVG3004S dll. Peralatan ini dapat mendaftarkan diri ke Softswitch Asterisk (http://www.asterisk.org) atau ke VoIP Rakyat dan berfungsi untuk menyalurkan call ke telkom atau PABX di Kantor. Akibatnya PABX antar Kantor dapat dihubungkan tanpa perlu pulsa sama sekali. Di sisi extrim kita dapat dengan mudah menyambungkan ke Telkom maupun selular melalui peralatan ATA tersebut.

Tentunya tidak semua pengguna VoIP Rakyat mampu untuk membeli ATA yang harganya rata-rata lebih dari Rp 1 juta, solusi bagi pengguna biasa yang sangat ingin menghemat pulsa telepon dengan menggunakan teknologi VoIP Rakyat sebetulnya anda dapat berlangganan ke InfoAsia (http://www.infoasiatelecom.com) yang merupakan VoIP Broadband Operator satu-satu-nya di Indonesia. InfoAsia dapat menyalurkan call anda secara legal ke Telkom & Selular di Indonesia maupun di seluruh dunia. Biaya aktivasi / registrasi Rp. 350.000 dan mendapat ATA, dengan langganan bulanan Rp. 100.000,- dan biaya call sekitar Rp. 1500 / menit untuk 29 kota yang ada POP-nya, lebih murah dari SLJJ Telkom yang bisa mencapai Rp. 2200 / menit.

Alternatif lain adalah menggunakan jasa VoIP Discount (http://www.voipdiscount.com), VoIP Cheap (http://www.voipcheap.com) dan dapat memperoleh nomor untuk di telepon dengan kode negara Czech Republic, Perancis, Jerman, Belanda, Swiss, dan Inggris. Dengan membeli kredit sekitar US$20-30-an, kita dapat mulai menelepon dengan Rp.105/menit ke PSTN dan Rp. 1160/menit ke selular Indonesia

Yang akan lebih menarik sebetulnya, jika massa VoIP Rakyat menyadari kekuatan internal VoIP Rakyat. Sejak januari 2006, dengan menggunakan server Acer Xeon dual processor, tercatat hampir 6000 pengguna VoIP Rakyat dan bertambah terus dengan semakin aktifnya training, workshop, demo, roadshow VoIP di adakan di berbagai kota & kampus dengan peserta antara 300-700 per event. Dengan massa yang semakin banyak di sisi VoIP Rakyat sebetulnya akan sangat menguntungkan bagi operator telekomunikasi Indonesia untuk menjaring traffic incoming call ke arah VoIP.

Regulasi di Indonesia sebetulnya hanya mengatur Outgoing call dari VoIP ke operator Telekomunikasi tapi tidak pernah mengatur Incoming call dari operator ke VoIP. Incoming call ke VoIP sebetulnya lebih menguntungkan operator yang jelas-jelas akan memperoleh pendapatan pulsa hubungan terminasi ke VoIP dari berbagai source call tanpa perlu investasi infrastruktur telekomunikasi sama sekali, karena semua telah di bangun sendiri oleh masyarakat Internet Indonesia.

Secara teknik yang perlu dilakukan oleh operator telekomunikasi hanya melakukan “peering” dengan softswitch VoIP Rakyat menggunakan protokol SIP dan mengalokasikan nomor telepon ke pengguna VoIP melalui softswitch VoIP-nya. Konsekuensinya semua orang di jaringan telepon jadi dapat menelepon rekan-rekannya di VoIP dimana saja mereka berada. Tentunya akan menjadi menarik karena operator telekomunikasi dapat secara tiba-tiba mempunyai banyak pelanggan, tanpa perlu invest infrastruktur telekomunikasi. Jelas trafik interkoneksi dari lebih menguntungkan si operator dengan tambahan trafik menuju VoIP.

Di sisi VoIP, bagi pelanggan VoIP Rakyat yang akan menelepon ke PSTN / selular yang di alirkan melalui “peering” dengan softswitch operator tetap dapat di charge / bayar berdasarkan “Call Detailed Record” di softswitch dan sesuai dengan pulsa yang berlaku tentunya dengan menghilangkan komponen SLJJ yang mahal itu.

Jadi interkoneksi antara operator dan VoIP jelas-jelas akan menguntungkan si operator, karena baik dari outgoing call dari VoIP maupun incoming call ke VoIP operator tetap mendulang emas. Tentunya semua call internal VoIP gratis dan perlu membayar apa-apa.

Tampaknya rakyat Indonesia tidak lama lagi harus bersyukur karena beberapa operator di Indonesia tampaknya cukup berpandangan maju dan dapat menerima pola “peering” VoIP Rakyat. Semoga ini menjadi cikal bakal mekanisme interkoneksi operator telekomunikasi dengan Telkom Rakyat.

No comments: